Inlah 8 Butir Kesepakatan Penyatuan GMIH

HALUT, —- Majelis Pekerja Harian (MPH) Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) memfasilitasi pertemuan dua kubu Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) pimpinan Pdt. Demianus Ice dan GMIH pimpinan Pdt. Lewian Sambaimana.

Pertemuan yang dipimpin oleh Ketua Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom bersama Pdt. Bambang H. Widjaja itu, didampingi Bupati Halmahera Utara, Frans Manery dan mantan Bupati Halut dua periode Hein Namotemo, juga dihadiri oleh Badan Pekerja Harian Sinode GMIH pimpinan Pdt. Demianus Ice dan GMIH pimpinan Pdt. Lewian Sambaimana. Selasa (05/04/2022).

Baca Juga :   Datangi Kantor Bupati, Sejumlah Capraga Minta Bukti Surat Rekomendasi Audit Forensik

Dalam pertemuan itu, menghasilkan 8 butir kesepakatan diantaranya,
Pertama melaksanakan Sidang Sinode bersama, kedua mengingat Sidang Sinode masing-masing sudah terjadwal, maka dalam pelaksanaan Sidang difokuskan pada Sidang Sinode Bersama (SSB) dan menghilangkan hal-hal yang menghambat penyatuan GMIH, butir ketiga Sidang Sinode di masing-masing saling mengundang sebagai peninjau demi pendekatan dan keakraban, pada butir keempat, menyebutkan menghentikan semua kegiatan-kegiatan yang bersifat provokatif di media sosial kemudian pada butir kelima segala bentuk aksi dalam masalah proses hukum diminimalisir selanjutnaya pada butir keenam membentuk tim dalam merumuskan kembali berbagai peraturan yang sudah berbeda di masing-masing pihak, butir ketujuh melaksanakan kegiatan bersama dalam momentum hari besar gerejawi dan pertukaran pelayanan firman, dan pada butir ke delapan HUT Pekabaran Injil ke-156 (19 April) adalah momen penyatuan GMIH.

Baca Juga :   Bangun Sinergitas, Kapolres Halmahera Utara Silaturahmi Bersama Bupati

Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom mengatakan bahwa perseteruan GMIH ini hampir mirip dengan gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berseteru kurang lebih 6 tahun kemudian bersatu, tetapi GMIH berseteru hingga saat ini hampir memasuki 9 tahun.

Gultom menyebutkan perseteruan yang menyita waktu, pikiran dan tenaga berdampak pada hilangnya kesempatan dalam berbagai bidang, baik ekonomi maupun politik. “Tentu kita semua tidak menginginkan konflik ini berkepanjangan,” tegasnya.

Baca Juga :   Gelar Paripurna, DPRD Tetapkan Perda Pesantren

Menurut Gultom setiap konflik dan pertentangan yang berujung pada pemisahan yang terjadi, ternyata semua orang, semua pihak yang terlibat sesunggunya telah ikut menyumbang dalam memperkeruh kehidupan bersama, bukan hanya kelompok A maupun kelompok B.

“Saya berharap bahwa pertemuan ini akan melahirkan kesepakatan yang sama untuk menuju persatuan, kita hindari dan meminimalisir hal-hal yang dapat menghambat proses rekonsiliasi,” ungkapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.