Produksi Menurun, DKP Akan Dorong Petani Garam

Dijelaskan, Produksi garam terburuk terjadi pada tahun 2016 yang hanya sebanyak 16 ton, sementara pada tahun 2017 naik menjadi 116 ton, tahun 2018 sebanyak 320 ton, dan 2019 sebanyak 351 ton.

“Sesuai grafik tahun 2020 turun dan hanya produksi 194 ton, tahun 2021 sebanyak 98 ton, dan tahun 2022 hanya 56 ton, dan kami berharap tahun 2023 ini bisa naik, syukur-syukur bisa mencapai 2000 ton,”Harapnya.

Terpisah, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Nur Sukarno menjelaskan, Sesuai kebutuhan saat ini yang diperlukan adalah garam import, karena itu untuk menstabilkan harga.

“Untuk garam saat ini yang diperlukan adalah garam import asalkan itu terkendali, dan harus sesuai dengan kebutuhan,”Katanya.

Saat ini, Lanjut Sukarno, Untuk garam di petani sudah habis, karena musim kemarau yang terjadi relatif singkat, hanya berkisar 1 bulan.

“Tujuan import ini untuk menstabilkan harga, karena garam krosok saat ini di petambak garam sudah habis karena musim kemarau kemarin relatif singkat,”Tambahnya.
(ADV-Ws/Z1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.