“Untuk beralih memang tidak semudah telapak tangan, cuma saya apresiasi di kelompok Gabus, Kayen, sudah mulai menerapkan pupuk organik,”Paparnya.
Politisi Partai bergambar pohon beringin itu juga menyinggung persoalan mahalnya harga pupuk non subsidi yang timpang dengan hasil produksi pertanian. Seharusnya pemerintah juga perlu mencermati kemampuan petani, sehingga harganya bisa terjangkau.
“Jangan lantas subsidi dikurangi atau bahkan tidak ada jatah. Kalau non-subsidi itu harganya satu karung hampir Rp 500 ribu, tetapi setengah dari harga tersebut di tengah-tengah,” tandasnya.
Saat ini, Pemerintah melalui OPD terkait dalam hal ini Dinas Pertanian (Dispertan) mulai mengkampanyekan alternatif dari persoalan dicabutnya pupuk subsidi beralih ke organik.
“Sekarang, termasuk bu Niken sudah keliling ke desa-desa menyuarakan alternatif penggunaan pupuk organik,”Tambahnya.
(Ws:01/RedZ1)