Penularan Nyamuk Aedes Aegypti, Kata Aviani, Biasanya banyak tertular pada anak-anak, hal itu karena anak-anak yang sering berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktivitas, atau sedang tidur di pagi hari, sehingga mudah terjangkit DBD.
“Penyakit DBD ini hampir merata, hampir di semua Puskesmas dan Kecamatan melaporkan kasus ini, yang tidak hanya di puskesmas Puncakwnagi 2, karena tidak ada kasus,”Ucapnya.
Untuk mengatasi terjadinya DBD ini, Dirinya mengaku sudah melakukan sosialisasi untuk pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti, hanya saja terkadang masyarakat meminta yang instan atau dilakukan foging, padahal itu tidak menyelesaikan masalah, karena setelah di foging beberapa hari akan muncul lagi.
“Biasanya kita lakukan foging, namun sekarang agak dikurangi, bukannya kita tidak memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi itu kurang efektif, sekarang kita melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan mengacu pada Perbup Siaga Masyarakat Waspada Aedes Aegypti (SikatWae), untuk melakukan pencegahan,”Tuturnya.
“Kalau pas banjir justru tidak ada nyamuk, yang ada itu gatal-gatal dan lain-lain, tapi ketika ada hujan, lalu ada air yang tidak bisa mengalir dan tertampung, meskipun itu bersih, maka biasanya jadi sasaran tempat bertelur nyamuk atau tempat perkembang biakan,”Tandasnya.
(Ws:01/RedZ1)