Dikatakan, Ratusan sawah yang terendam banjir terjadi sejak akhir Desember 2022 lalu. Penyebabnya adalah curah hujan tinggi dan luapan sungai Silugonggo.
“Sebagian petani belum bisa bercocok tanam, karena sebagian sawahnya masih tergenang banjir, jadi itu membuat para petani menjerit,”Sesalnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati Nikentri Meiningrum sebelumnya mengaku terdapat 6.642 hektar lahan pertanian yang mengalami puso atau gagal panen.
“Kalau untuk luasnya masih pakai data yang sebelumnya, namun untuk total laporan yang diterima ada sekitar 7.242 hektar lahan yang terendam banjir,”Katanya.
Ia menyebut, lahan pertanian yang mengalami rob terdapat di beberapa Kecamatan di Pati, misalnya, Kecamatan Margorejo, Pati, Gabus, Kayen, Sukolilo, Jakenan, Juwana, Dukuhseti, Tayu dan Kecamatan Wedarijaksa.”Dari jumlah data itu, kemungkinan bulan ini sudah berkurang,”Jelasnya.
Sementara Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Nur Sukarno mengatakan bahwa akibat banjir terdapat ribuan hektare tanaman yang terendam banjir, dan kerugiannya sendiri mencapai ratusan milyar.
“Untuk pertanian yang terdampak banjir itu kerugiannya luar biasa, kerugiannya mencapai ratusan milyar, jadi saya berharap ada bantuan bagi para petani, yang terdampak banjir,”Singkatnya.





