Dikatakan, Pemerintah seharusnya menaikkan Pertamax dengan selisih Rp 2 ribu saja dengan Pertalite, tidak sampai Rp 4,5 ribu, karena sangat berdampak ke masyarakat apalagi bagi pemilik Pertashop.
“Rata-rata membangun Pertashop ini habiskan anggaran Rp 500 juta, kasihan mereka yang pakai pinjaman dari bank, karena untuk menutup operasional saja pasti kesulitan,”Sesalnya.
Hal senada juga disampaikan Abd Rohim, Pengelola Pertashop BUMDES Desa Nggerit Kecamatan Cluwak.
Menurutnya, Kenaikan harga Pertamax tidak terlalu berpengaruh di daerahnya, hanya saja untuk omset yang biasanya 1000 liter/hari, kini hanya 600 sampai 700 liter/hari.
“Untuk penurunan ini tidak terlalu signifikan, hanya sekitar 25 persen, namun ini sangat berpengaruh dengan setoran ke Bundes, sebab kalau dulu bisa mencapai Rp 10 juta, bahkan lebih, tapi sekarang hanya Rp 6- 7 juta,”Cetusnya.
(Ws:01/RedZ1)