Sa’Dun mengaku, Untuk sekolah SD yang terdampak banjir tidak sebanyak pada bencana banjir sebelumnya, hanya ada beberapa saja, misalnya kawasan Gabus, Jakenan, Pati, Juwana dan beberapa daerah lain.
“Berdasarkan laporan dari Korwil, ada sekitar 30 SD yang terdampak, dan semua dalam kondisi aman, karena sudah kami antisipasi dengan tindakan preventif, untuk siaga mengamankan, dan sekolah yang melaksanakan blenderld learning saat ini hanya tinggal 10 sekolah saja,”Terangnya.
Hal senada juga disampaikan Kabid SMP Disdikbud Kabupaten Pati Fauzin Futiarso. Menurutnya, Untuk SMP yang terdampak banjir hanya di SMP 2 Gabus, sedangkan untuk SMP 2 Jakenan, sekolahnya tidak tergenang, namun akses menuju sekolah yang masih banjir.
“Di SMP 2 Gabus, beberapa kelas kemasukan air, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan KBM, dan siswa terpaksa harus melakukan pembelajaran dengan sistem daring atau blended learning,”Ucapnya.
Sejumlah sekolah yang tidak terdampak, namun rumah siswanya yang terdampak banjir juga belum bisa masuk sekolah, dan hanya bisa melaksanakan KBM dengan cara daring,
“Kondisi ini kita maklumi, dan tidak kita paksakan, justru akan kita beri bantuan kalau sekiranya diperlukan, dan pastinya siswa itu nanti akan mengejar ketinggalan pelajarannya melalui guru maupun dari temannya,”Tambah Fauzin.
(Lot:Ws/Z1)