Selain itu, Lanjut Hadi, yang menjadi persoalan lagi adalah masalah pintu masuk, sebab ketika para pengunjung yang mau datang akan bingung untuk membedakan, antara lokasi tikungan dan mana pintu masuk.
“Ada masukan kemarin teman-teman PKL yang disitu usulkan, yang ditengah itu dibongkar seperti lahan terbuka supaya bisa dijadikan kegiatan masyarakat, tetapi itu baru kita pertimbangkan karena disitu sudah ada yang menempati sebenarnya boleh tidak kalau itu dibongkar,”Timpalnya.
Menanggapi hal itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Nur Sukarno mengaku saat ini terjadi kelesuan ekonomi, sehingga berdampak pada sepinya pasar rakyat, termasuk pasar kuliner.
“Para pedagang ini boleh dikatakan kembali modal sudah sangat bersyukur, karena memang kondisinya sedang menurun, dan ini merupakan sumber utama terjadinya kelesuan pasar (ekonomi menurun).”Katanya.
Politisi Partai Golkar itu juga menyebut apabila ingin meramaikan pusat kuliner harus ada daya tarik, misalnya tempatnya harus strategis, ada pertunjukan kesenian, jenis kulinernya menarik dengan harga terjangkau dan lain-lain, itu yang harus dipikirkan.
“Dengan kondisi perekonomian yang lesu juga menyebabkan keadaan alun alun Kembang Joyo sepi,”Tambahnya.
(ADV-Ws/Z1)