Lanjut Kades, suasana di Desa Fatkauyon saat ini menjadi reggang cuma gara-gara masalah Tarian. Apa salahnya saya juga menjaga nama baik Desa dan marwa tokoh adat,tokoh agama serta masyarakat setempat.
“Saya perlu tegaskan bahwa selama ini masyarakat desa Fatkauyon selalu mendukung semua program pemerintah daerah, salah satunya di bidang Pariwisata yang masuk di Desa.Olehnya itu, saya harapkan kepada Pemerintah Daerah agar meghargai adat dan budaya kami yang diturunkan kepada leluhur kami,”tegasnya.
Lebih lanjut, Badrun mengatakan, semua program Pemda Kepsul sudah kami dukung sudah lalu kenapa salah satu tarian leluhur kami dijadikan sebagai bahan pelecehan di mata publik.
“Inikan aneh, dan baru terjadi, Tarian “Bela Yai” yang memiliki hal mistis dan di anggap sakral oleh masyarakat setempat dan belum pernah digabungkan dengan orang lain namun ternyata Pemerintah Daerah buat sama seperti tarian-tarian yang lain.Saya sangat kecewa, se akan-akan hak kami disaputasi dan di iris,”kesannya.
Badrun mengatakan,kami tidak kecewa dan tidak berkecil hati jika nanti Tarian kami tidak bisa tampil di Istana Negara pada tanggal 17 Austus mendatang.
“Salam hormat tidak ada negosiasi.Kalau konsepnya hanya modal tinggi dan cantik mohon maaf leluhur kami menghadap mengusir penjajahan bukan itu yang menjadi persoalan sehingga tarian di tampilkan,”Ujar dia.(Edl-03)





