Dibangun Menggunakan Anggaran Ketapang, Jembatan Tani di Desa Lusuo Mangkrak, Penjelasan Kades dan PPTK Berbeda

MOROTAI, zonasatu.net || Warga mempertanyakan soal pembangunan jembatan tani di Desa Lusuo, Kecamatan Morotai Utara Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara.

Hal itu lantaran, Jembatan yang dibangun sejak April 2024 hingga Januari 2025 dengan anggaran Rp 150 juta ternyata belum rampung

Pantauan awak media pada Rabu (29/1/2025) lalu, pembangunan jembatan tani baru mencapai tahap fondasi dan belum selesai.

“Kami berharap jembatan ini secepatnya di selesaikan, karena untuk mempermudah akses kami menuju kebun,”pinta salah satu warga Desa Lusuo yang tidak mau menyebutkan namanya saat ditemui dilokasi

Disisi lain, Ia juga merasa bingung karena jembatan tersebut belum selesai hingga saat ini.

Baca Juga :   Astaga, 2700 Rumah Di Pati Belum Mempunyai Listrik

“Jadi torang ini bingung, makanya torang pertanyakan kenapa jembatan ini tidak pernah selesai-selesai. Padahal di bangun kurang lebih 9 bulan. Tapi tara pernah selesai, itu yang kami pertanyakan,”kata Warga sembari menutup penyampaiannya.

Sementara itu, Asrori Lakarai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), beralasan bahwa pekerjaan jembatan belum diselesaikan karena kondisi cuaca.

“Jembatan ini mulai dikerjakan sejak bulan April 2024 lalu. Cuma karena bertepatan dengan musim hujan, makanya kendalanya disitu,”tepisnya

“Misalnya saja, pihaknya pernah menurunkan pasir di area tersebut sebanyak 15 dump. Jadi material pasir kami sudah turunkan sebanyak 15 dump. Tapi begitu musim hujan pasirnya habis karena dibawa banjir. Itu yang dia punya setengah mati, jadi kendalanya disitu,”tambah Asrori saat dikonfirmasi Wartawan dilokasi

Baca Juga :   Penerapan 5 Hari Kerja Tidak Efektif Bagi Kades

Selain itu, menurut Asrori bahwa pekerjaan itu mengalami keterlambatan karena terkendala di alat berat.

“Jadi kami bekerja inikan pakai alat berat (Eksavator) yang kebetulan mereka bekerja bikin talud di desa kami. Cuma dia punya kontraktor meninggal dunia makanya dia terhenti sehingga kendalanya disitu juga,”ungkapnya

Ditanya, apakah pembangunan jembatan tani dengan menggunakan anggaran ketahanan pangan ini sudah disepakati bersama dengan masyarakat.

Kata Asrori, kebetulan untuk akses ke kebun itu hanya jalan ini, sehingga atas dasar itulah desa mengambil kebijakan sebagaimana dalam hasil pertemuan dengan masyarakat untuk dibuat jembatan.

Baca Juga :   Masuknya Investor Bisa Mengurangi Angka Kemiskinan

“Karena kalau bertepatan dengan musim hujan akses disini agak setengah mati, makanya dibuat jembatan,” Katanya

Ia mengaku bahwa pembangunan jembatan itu dibangun menggunakan anggaran dari ketapang.

“Jadi dia punya anggaran termasuk pajak itu sekitar Rp 190 juta, kalau sudah dibuka pajak sekitar 12 persen berarti sisa Rp.150 juta. Jadikan di anggaran ketahanan pangan ini ada pertanian dan nelayan punya, tapi pembangunan jembatan ini menggunakan anggaran pertanian punya,”sambungnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.