“Dulu kan pernah dibongkar jembatan, berarti sudah ada pengalaman dong untuk kemacetan di Juwana,”katanya.
Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Pati itu mengaku bahwa saat terjadi kemacetan, para sopir-sopir ini bersedih, sebab untuk biaya pos pastinya akan lebih tinggi.
“Teman-teman sopir itu nangis kalau terjadi macet, biaya lebih tinggi, makan tidak ada yang kasih, hari-hari dia macet, untung dari Polresta kadang ngirim,”ucapnya.
Dirinya menyarankan ketika terjadi kemacetan, negara bisa hadir, minimal membuka dapur umum, khususnya ketika terjadi kemacetan di wilayah Pati.
“Dia itu Kadis Perhubungan, kalau terjadi macet lagi, harus bisa menyaring, misalnya kalau dari semarang mau ke surabaya lalu masuk demak, itu bisa diarahkan untuk lewat grobogan, tidak dibiarkan lalu tertumpuk di wilayah Pati,”cetusnya.
(Red)